Rabu, 13 Juli 2016

Kepuasaan Tante Lilis

Cerita Sex Hot Seru 18
Cerita Sex Hot Seru 18 - Aku hanya terdiam mendengarkan mulut tante Lilis yang sedari tadi nyerocos tanpa ada spasinya. Seperti ditusuk ribuan pedang tubuhku kali ini mendengar ocehan tante Lilis yang tiada henti. Mulut waLilis 36 tahun ini memang terkenal tajam seperti pisau dikalangan anak2 yang kos dirumah tante Lilis.

Sebenarnya tante Lilis adalah sosok waLilis yang termasuk cantik dengan kulit sawo matang tinggi badan kira2 163cm dan berat 67kg. Suami tante Lilis adalah purnawirawan TNI namanya pak jono yang usianya sudah berkisar 75 tahun. Memang jauh sekali usia tante Lilis dengan pak jono.

Setelah kenyang dengan sarapan omelan yang diberikan tante Lilis padaku aku langsung bergegas mandi dan berangkat ke kampus. Oh iya aku lupa mengenalkan diriku, namaku bayu usiaku baru 22tahun tinggiku 172cm berat badanku kira2 68kg. Aku adalah salah satu mahasiswa disebuah universitas negri di surabaya. Aku berangkat ke kampus dengan menggunakan motor butut pemberian orang tuaku. Sesampai dikampus aku langsung nyelonong aja kekantin karena males mengikuti kelas pada waktu itu karena masih teringat ocehan dari tante Lilis. Sampai dikantin aku hanya duduk bengong tidak memesan apa2. Tiba2 ada suara yang membuyarkan lamunanku.

“Eh curut ngelamun aja km dari tadi” suara itu terdengar cukup keras membuyarkan lamunanku.
“Ada apa sih ndah? Demen banget bikin orang kaget” jawabku kepada indah salah satu sahabatku dikampus.

“km sih ngelamun aja bay dari tadi” indah mencoba mengajaku ngobrol.

“Ngelamun itu enak tau” jawabku sedikit sewot.

“Emang lagi ngelamun apaan sih km bay?” Tanya indah mencoba mengintrogasiku.
“Mau tau aja sih km ndah” aku menjawab pertanyaan indah sambil pergi beranjak dari kantin.
“Loh malah pergi dasar curut!” Celoteh indah yang tampak kesal karena aku tak menjawab pertanyaannya.

Setelah pergi dari kampus aku memutuskan untuk pulang lagi ke kosan, walaupun sebenarnya males juga pulang karena bakal bertemu si moster cewek itu yang selalu menyerangku dengan lidah tajamnya. Tapi rasa kantuk memaksaku untuk segera pulang jd kupacu aja motor bututku ke kosku. Ternyata benar belum sampai aku memarkir motorku si moster itu udah memberiku hidangan dengan ocehannya lagi.

“Bayu sini!” Ujar tante Lilis menyuruhku untuk mendatanginya.
“Ada apa tan? Aku belum sempat mampir ke atm tadi” jawabku sedikit takut.
“Lagu lama itu bay, emang tante Lilis ini orang bodoh? Yang bisa km tipu begitu aja” oceh tante Lilis mulai menyerangku.

“Bayu gk bohong kok tan” jawabku singkat.
“Halah udah tante udah bosen denger alasanmu yang selalu sam tiap bulan” celetus tante Lilis yang tidak menerima alasanku.

“Tante gak mau tau pokoknya nanti jam 8 malam km sudah harus membayar uang kos! Kalau tidak km harus angkat kaki dari sini!” Lanjut tante Lilis sembari meninggalkanku.

Waduh uang dari mana kalau deadlinenya jam 8 malam padahal uang aku sudah mehubungi orang tuaku katanya mereka belum bisa mengirim uang dalam jangka waktu deket ini. Aku semakin pusing memikirkan bagaimana cara untuk membayar uang kos. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur daripada malah pusing memikirkan gimana caranya membayar kos. Lama aku tidur tak terasa sudah pukul 8 malam terdengar pintu kamar kosku digedor lagi dan seperti biasanya belum sempat kubuka tante Lilis sudah nyerocos gak karu2an.

“Bayu jangan sembunyi km cepet keluar” kata tante Lilis dibalik pintu.
“Iya tan sebentar” jawabku sambil membuka pintu kamarku.

“Mana uangnya sekarang udah jam 8″ ucap tante Lilis ketika pintu baru saja kubuka.
“Maaf tan bayu ketiduran tadi untung tante Lilis bangunin barusan kalau tidak mungkin bayu udah keblabasan hehe” jawabku mengelak dengan senyum kecut.

“Jangan nyelimur km bay mana uangnya” kata tante Lilis.

“Iya2 tan ini bayu mau ke atm ngambil uang” jawabku dengan nada kesal.

“Cepetan iya awas kalau km bohong lagi” ucapnya dengan nada keras.

Setelah cuci muka aku langsung pergi dari rumah kos yang menyeramkan itu. Seperti biasa aku mengendarai motor bututku, aku berhenti disebuah kedai kopi. Kulihat dompetku hanya tersisa selembar uang 20 ribuan. Sial umpatku dalam hati. Aku langsung masuk ke kedai kopi itu dan memesan sebuah kopi hitam dan sebatang rokok eceran. Tak butuh waktu lama menunggu kopi sudah diantar dimejaku. Sekali lagi aku mencoba menghubungi orang tuaku tapi tetap saja jawaban orang tuaku kalau mereka belum bisa mengirim uang malam ini.

Pikiranku semakin kacau karena jawaban dari orang tuaku. “Waduh gmn kalau aku sampai diusir dari kos tante Lilis? Aku harus tidur dmn?” Aku terus memikirkan hal itu. Akhirnya setelah hampir 1 jam aku tidak menemukan jawaban sama sekali akhirnya kuputuskan untuk menghadapi omelan tante Lilis dan menerima apabila benar2 diusir dari situ. Kubayar kopiku lalu kutancap gas motorku untuk segera menemui tante Lilis. Aku memarkir motorku dan langsung naik kelantai 2 memang kamarku berada dilantai dua. Belum selesai aku melangkah menaiki tangga ternyata tante Lilis sudah menungguku pas didepan tangga.

“Sial” umpatku dalam hati.

“Bayu akhirnya km datang juga iya? Mana uang kosnya” tante Lilis langsung to the point.

“Maaf tante ………” Jawabku.

“Maaf2 katamu, jangan bilang kalau km belum dapat kiriman lagi” ucap tante Lilis memotong ucapanku.

“Iya tan” jawabku dengan kepala menunduk takut.

“Sudah kuduga itu. Sekarang km kemasin barang2mu dari kosan ini!” Ucap tante Lilis dengan nada yang sangat keras.

Seperti disambar petir kata2 tante Lilis membuat tubuhku lemas. Kulangkahkan kaki menuju kamarku walaupun sebenarnya berat untuk kulangkahkan kakiku. Segera kukemasi barang2ku dan moster itu masih menungguku didepan pintu. Belum selesai aku mengemasi brang2ku dia udah menyerocos lagi. “Lama amat sih beresin barangnya?” Ucap si moster itu. Aku hanya diam tidak menjawab kata2 tante Lilis. Rupanya tante Lilis tidak sabar menungguku membereskan barang2ku dia pun bergegas masuk dan membantuku membereskan barang2ku.
“Sialan waLilis ini” aku berbicara dalam hati.
“Tampaknya perlu juga dikasih pelajaran waLilis tua ini” sambungku sambil melihat lekuk tubuh tante Lilis.
Aku bangkit dari tempatku dan langsung menutup pintu kamarku. Tante Lilis hanya melihat hal yang kuperbuat. Setelah menutup pintu aku langsung berjalan menuju tante Lilis. Habis itu langsung kupeluk tubuh tante Lilis dan kuciumi lehernya.
“Rasakan pembalasanku ini tan” ucapku kepada tante Lilis.
“Eeehhhh…… Eeeehhhhhh….” Tante Lilis hanya mendesah tak membalas ucapanku.

Kini kuarahkan tangganku meremas2 payudarah besar milik tante Lilis dengan kasar. Terdengar tante Lilis suara mendesah tante Lilis semakin keras. Aku tidak menghiraukan desahan tante Lilis dan terus meremas2 payudaranya yang berukuran 40b itu. Memang besar payudara tante Lilis. Aku terus meremas payudara tante Lilis tanpa ampun.

“Terus bay terus puaskan tante malam ini” racau tante Lilis.

“APA???? Tante Lilis malah menikmati remasanku ini” gumanku dalam hati yang kaget mendengar kata2 tante Lilis.

Setelah puas meremas2 payudara tante Lilis aku mencoba meloloskan kaus yg dipakai tante Lilis waktu itu, tente Lilis diam saja dan terus menuruti kemauanku. Setelah berhasil meloloskan kaus dari tubuhnya kini giliran celana pendek selutut itu yang kupelorotkan kebawah. Kini tubuh tante Lilis hanya terbungkus bh dan cd yang berwarna hitam. Seperti orang kesetanan melihat tubuh tante Lilis hanya terbungkus bh dan cd saja aku langsung memeluk tubuhnya kusergap mulut tante Lilis dengan ganas tante Lilis pun membalas ciumanku malah lebih ganas dari aku dan tangganku pun tak mau kalah dengan meremas2 payudara tante Lilis yang masih terbungkus bh. Kira2 10 menit aku dan tante Lilis berciuman akhirnya tante Lilis membuka obrolan.


“Bayu km duduk gih sekarang giliran tante Lilis yang akan melayani km” ucapnya kepadaku. Aku sudah tidak tahu, setan mana yang bisa membuat kami berdua berbuat kenikmatan seperti yang terjadi ini. Sungguh nikmat luar biasa ternyata melayani dan dilayani oleh tante setengah baya. Karena kepuasan yang kami alami inilah aku berusaha membagikan cerita sex paling hot kami berdua.

Aku hanya menganguk tak berbicara apapun. Aku langsung duduk ditempat tidurku lalu dengan telaten tante Lilis membuka celana jeansku dan memelorotkannya kebawah. Segera tante Lilis meremas2 penisku dibalik celana dalamku. Aku pun juga tak mau kalah kuremas2 juga payudarah tante Lilis. Setelah puas meremas2 penisku dibalik celana dalam kini tante Lilis membuka celana dalamku dan “ttuuiiiingg” keluarlah si otong dari sarangnya. Tante Lilis tampak terperangah melihat batang penisku yang cukup besar.

“Gede banget bay senjatamu?” Tanya tante Lilis padaku.
“Masak gede tan?” Tanyaku balik padanya.

“Iya ini udah termasuk big zise bay” ucap tante Lilis memperjelas.

“Ah biasa aja tan, emang punya paka jono gk segini?” Tanyaku kepada tante Lilis.

“Enggak bay, punya pak jono kecil gk bisa berdiri lagi” ujar tante Lilis.

Haaaahhhhh ternyata pak jono impoten pantas tante Lilis sering marah2 gk jelas mungkin karena dia tidak pernha mendapatkan kebutuhan biologisnya.

“Eh tan janggan dilihat aja tuh si otong kasihan” ucapku pada tante Lilis.

“Oh iya maaf2 bay” jawab tante Lilis agak sedikit kaget.

Lalu mulailah tante Lilis menjilat2 penisku dari ujung penisku hingga buah zakarnya tidak lepas dari sapuan lidah tante Lilis. Nikamat sekali rasanya, tampaknya waLilis ini pintar sekali dalam melayani laki2. Setelah asik dengan jilatan2nya kini tante Lilis mulai mengulum penisku awalnya anya
kepalanya saja yang dikulum dan disetai olkeh sedotan2 pelan.

Enak sekali rasanya aku belum pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Tante Lilis memang sangat handal dalam melayani laki2. Setelah lama menyedot2 kepala penisku akhirnya tante Lilis mencoba memasukan seluruh penisku kemulut mungilnya. Ohhh enak sekali rasanya ketika mulut mungil itu berhasil menelan semua kepala penisku. Tidak hanya mengulum seperti td tante Lilis juga menyedot2 penisku hingga terasa linu sekali hingga aku tidak kuat lagi menahan lahar putih kentalku akhirnya keluar dan memenuhi mulut tante Lilis hingga mbleber dibibirnya. Tante Lilis tampaknya sangat menikmati spermaku tampak dari wajahnya yang merem melek merasakan pejuku yang berada didalam mulutnya.

Setelah itu tante Lilis langsung mencopot bh dan cdnya kemudian dia langsung berbaring dikasurku.
“Ayo bay sekarang giliranmu untuka mainin vagina tante” ucapnya menyurhku untuk memainkan vaginanya.

“Oke tan siap” jawabku sembari mendekatkan mulutku pada vaginanya.

Kuciumi vagina tante Lilis bau menyengat yang sangat khas itu tercium dihidungku menambah nafsuku untuk mengobok2 vaginanya. Kusedoti vagina tante Lilis hinga dia menjerit kecil tak lupa kusedot juga keletit tante Lilis. Setelah puas menyedot kini kujilati memek dan keletitnya hinga tante reni meracau tak karuan karena merasakan nikmat yang tak terhingga. Setelah lama menjilat kini kucoba untuk meneroboskan lidahku keliang segamanya. Terus dorong lidahkukedalam menerobos liang segamanya dan mengaduk2 kedalam vaginanya. Tante Lilis menggerang kenikmatan matanya hanya merem melek tak bisa menahan geli. Aku terus mengobok2 vaginanya denga lidahku sampai pada akhirnya “sseeeerrrrr” keluarlah cairan putih bening keluar dari dalam vaginanya terasa hangat sekali dilidahku dan tak terasa cairan itu membasahi mulutku. Tante Lilis menggejang kenikmatan merasakan orgasmenya yang pertama.

“Ayo bay sekarang masukin penismu kledalam vagina tante, tante udah gak tahan” ucap tante Lilis.
Aku hanya mengangguk dan menuruti perintah tante Lilis. Kukangkangkan paha tante Lilis dan kearahkan penisku ke vagina tante Lilis. Tapi aku tidak tergesa2 memasukan penisku kedalam vaginanya tapi aku cuman menggosok2an penisku pada vaginanya.

“Aaahhhhh eeeehhhhh aaayyyoooo dong bay udah gak tahan nih. Jangan siksa tante lebih lama lagi dong” ujar tante Lilis yang sudah gk tahan pengen disetubuhi.

“Iya tante Lilis sayang” jawabku sambil tersenyum.

Aku segera memasukan penisku ke vagina tante Lilis walaupun vaginanya sudah sangat basah tapi tetap saja sulit sekali aku menerobos vaginanya. Lubang tante Lilis sangat sempit sekali mungkin karena pak jono sudah tak pernah memasukan penisnya ke vagina tante Lilis. Dengan susah payah aku akhirnya memasukan penisku kedalam vaginanya. Terasa hangat sekali kala kepala penisku berhasil meyeruak masuk kedalam vagina tante Lilis. Aku mulai menggerakan pinggulku maju nundur berulang2 kali hingga akhirnya dengan satu sentakan aku berhasil memasukan seluruh batangku masuk kedalam vagina tante Lilis. Mata tante Lilis membelalak seketika penisku masuk seluruhnya kedalam vagina tante Lilis. Aku terus memaju mundurkan pinggangku dengan cepat.

“Jangan cepat2 bayu sakit, kontolmu itu terlalu gede” ucap tante Lilis sambil merem melek.

“Iya tante maaf2″ jawabku tapi aku tetap tidak menurunkan tempo genjotanku.

Aku terus memompa penisku didalam lubang vagina tante Lilis. Tante Lilis hanya mendesah menahan nikmat yang kuberikan padanya. Sampai 10 menit berlangsung aku meminta untuk berganti gaya dengan gaya dogie style. Tante Lilis hanya menganguk seraya membalikan tubuhnya dan mengambil posisi nungging. Terpampang nokahan pantatnya yang padat tepat didepan mataku. Segera kuarahkan penisku ke vagina tante Lilis. Sekarang kuserang tante Lilis dari belakang, kuserang terus vagina tante Lilis. Dia seprti kenikmatan sekali terlihat dari tikahnya yang mengigit bibir bawahnya kala itu. Akhirnya setelah 10 menit mengenjit terasa ada sesuatu yang menjoba keluar dari ujung penisku.
“Tante kayaknya bayu mau keluar nih” ucapku.

“Tahan dulu bay tante juga mau keluar rasanya” jawab tante.

“Tapi bayu udah gak tahan nih” lanjutku.

“Yaudah sekarang kita keluar bersamaan yuk” ajak tante Lilis.

Dan “croott croott creett creeet” amunisiku bertarung dengan amunisi tante Lilis didalam vaginanya. Kam berdua sekarang tidur terlentang berdampingan dengan kepuasan yang terpancar pada wajah masing2. Akhirnya tante Lilis memakai klembali bajunya dan keluar dari kamarku.

Inilah caraku membayar kos sekarang. Jadi tiap awal bulan tante Lilis selalu mengetuk kamarku jam 9 malam keatas untuk menagihku agar membayar kos dengan cara melayani dia dengan berhubunga sex. Sekarang sifat tante Lilis jadi berubah 180 derajat dari yang dulu sering marah kini jadi seseorang yang murah senyum. Dari situ aku tahu kebutuhan biologis itu bisa membuat orang mudah marah.Bahkan bukan hanya setiap bulan saja, tapi setiap kami berdua saling menginginkannya kami pun melakukan hbungan sex yang kami inginkan. Memang di luar kami kelihatan saling sopan, tapi di dalam sms kami berbicara mesum dan sayang-sayangan. Kebutuhan sehari-hari akupun dsering dibelikan oleh tante Lilis.

0 komentar:

Posting Komentar