Senin, 29 Agustus 2016

Kesempatan Bercinta Dengan Tante Diva

Kesempatan Bercinta Dengan Tante Diva

Aku dari desa dan pergi merantau ke Jakarta saat umurku tujuh belas tahun, orangtuaku yang khawatir akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah tante Diva, tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yng sibuk dengan bisnisnya yaitu di pertambangan daerah Jakarta.

Karena usaha orang tuaku sedang bangkrut aq tidak dapat meneruskan kuliah, tanteku bilang,”Leo, mending kamu kuliah saja biar tante dan om yg biayain!” tp aq menolak, alasanku tidak mau merepotkan mereka dan ingin coba bekerja. padahal aq sangat ingin kuliah.

Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan dijakarta, setelah 1 minggu ada beberapa perusahaan yg memanggilku.. om melarangku saat aq hendak pergi interview, katanya,

”kamu gak usah dateng om sedang urus kerjaan buatmu dikantor tante diva.” singkat cerita aq bekerja dikantor tante diva, setiap hari aq berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aq gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang manager yg sangat dihormati.

Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, paling sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante diva tau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.

Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.

“Leo sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!”, ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,


“selesein dulu tuch sampe keluar..” aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.

Selesai makan malam aq langsung buru-buru masuk kamar. keesokan harinya aq terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.

Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam CD untuk mengkocok-kocok kontolku.

Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante diva,

” Leo keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.

”pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.

“udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget.” tante diva mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik CD ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.

“jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..

“gpp Leo, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny"

Tanpa banyak bicara lagi tante diva langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq…dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya…uggghhhh bigini yakk rasanya dioral…nikmat banget.

Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante diva makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante diva.

Tanganku mulai berani memegang payudara tante diva yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante diva kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.

Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.

Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus Leonn…enak banget, katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.

Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk CD tante diva,kucari itilnya, rupanya tante diva udah sangat terangsang.

Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin Leo, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante diva jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.

Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget…kulepasin semua piyama tante diva dan CD nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.


Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yg tipis dan lurus… vvvaaaannnnnn…jangan siksa tante lagi cepet masukin kontol kamu, tante gak tahan..!! pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya.

Tanpa bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante diva yg sangat basah.

haaahhhh…aaaaahhhhh…tubuh tante diva mengelinjang gak karuan…Leonn tante mau keluar… aaaaaaaaaahhhhhhh…….tante diva melengkuh hebat.

Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme…. kujilat habis cairan memeknya dan kuminum… kupeluk tubuh tante diva sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai nafasnya teratur kembali.

Leo gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan foreplay?!! ucapnya..dan aq hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai pantatnya yg kenyal..sekarang telinganya aq kulum..hhmmm.. kubisikan,

”sekarang akan kumasukan kontolku..” dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.

Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya.. aaaahhhh desahnya.

Kesempatan Bercinta Dengan Tante Diva

Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya.

Tangan tante ga mau kalah dia memegang kontolku yg tegang banget..sambil dikocok-kocok kontolku… aaaahhh…aaaakkkhhhh…ku jadi makin horny….jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante diva.

Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..

hhhhhhhhhhmmmmm….aaahhhhh…tante diva mengerang trs menggigit pundakku,,,,Leonn ayooo cepet masukin kontol kamu…tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot kontol kamu…pintanya.. kuangkat tubuh tante diva yg mungil.

Karena aq lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante diva,,,kugendong tante diva dan kupinta ML nya pake “monkey style” kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku dan kakinya menjepit pinggangku.

Aku tekan kontolku masuk pelan-pelan dalam memek tante diva…oooohhhhh dengan mudah kontolku masuk lubang memek tante diva karena memeknya udah basah lagi…perjakaku ilang….

Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur…sambil kupegang pantatnya untuk mengimbangi kocokan kontol aq.. mulutku gak bisa biarkan puting tante diva menganggur,sambil goyang aq sedotin puting tante diva bergantian.

Kadang aq gigit pelan putingnya.

vaannn yg kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante diva….aaaaahhhh…ooohhhh enak banget Leo posisi kaya gini

Kontol kamu mentok sekaligus neken-neken itil tante…enaknya double, rancu mulut tante diva.. kugoncang tubuh tante diva lebih keras dan lebih cepat lagi kocokan kontolku… dannn…..kurasakan kenikmatan yg tiada taranya.

Tubuhku mulai mengejang….rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku…mulut tante diva meracu gak karuan…melengkuh… mendesah,

Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante diva makin kuat..membuatku makin gak tahan.

Sumpah nikmat banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aq gak tahan banget tante…. mau muncrat nih,,,

Cabut aja tante…..ucapku…tapi tante diva tak menhiraukan ucapanku…dia terus menggenjot kontol aq….dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh…

Spermaku keluar…sesaat kemudian tante pun mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…

Aaaaaaaaaahhhhh….aaaaakkkkkhhhhhh….aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh…

Cairan memeknya mengalir membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi kontolku masih menancap di memeknya..kubiarkan tante diva tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati orgasmenya.

Memeknya pun masih berdenyut-denyut…..kupeluk erat tubuhnya… Leo makasih banget udah puasin tante…capek banget Leo, kita tiduran dulu sejam dua jam,kata tante diva.. balasku.

Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp Leo tenang aja kmu ga usah takut nanti aq yg bilang sama HRDnya kalo kamu aq kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itu sangat tak terlupakan…dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante diva sedang tidak ada, aq sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante diva

Di Perkosa Oleh Ayah Tiriku

Di Perkosa Oleh Ayah Tiriku
Kisah ini dimulai ketika aku merasakan seks-ku yang pertama dengan Papa tiriku ketika aku masih berumur 16 tahun. Pada saat umurku 3 tahun, Papa kandungku telah meninggal hingga ibu menikah lagi dengan Oom Mardi ketika umurku 5 tahun. Jadi, selama 11 tahun aku telah menganggapnya sebagai Papa kandungku, toh aku juga tidak ingat lagi akan kehadiran Papa kandungku. Namun, sejak kejadian ini aku tidak hanya menganggapnya sebagai Papa, tapi sekaligus juga sebagai pemuas nafsu birahiku. Begitupun Papa Mardi yang menganggapku sebagai
.
Untuk lebih memperjelasnya, aku memiliki tubuh yang cukup bagus dengan buah dada berukuran 34B. Kulitku putih bersih dengan rambut panjang sepunggung. Aku beberapa kali menonton dan membuka situs porno karena rasa penasaranku terhadap aktivitas seks yang sangat digemari di kalangan anak laki-laki. Ketika menonton film-film porno itu, ada rasa ingin mencoba karena kulihat betapa nikmatnya wajah sang wanita yang disetubuhi. Aku pun sering membayangkan bahwa yang ada di film itu adalah aku dan pria idamanku, namun ironisnya aku kehilangan keperawanan bukanlah dengan pria idamanku. Beginilah cerita awalnya..

Pada suatu Minggu pagi, Ibuku tidak ada di rumah hampir sepanjang hari karena harus menunggui kakaknya yang sedang dirawat di rumah sakit. Jadi, aku tinggal di rumah sendiri. Ketika aku berjalan ke ruang makan untuk makan pagi, aku hanya melihat Papa seorang diri sedang menyantap nasi goreng.
“Pa, Mama mana? Kok gak ada?” tanyaku sambil mengucek mataku yang masih mengantuk.


ada saat itu Papaku tidak langsung menjawab, Ia tercengang untuk beberapa saat dan menatapku dengan pandangan tajam. Ketika kusadari, ternyata pada saat itu aku mengenakan daster putih tipis pendek yang tembus pandang hingga memamerkan lekuk tubuhku. Puting susuku terpampang jelas karena aku tidak memakai bra. Kurasakan mukaku memerah dan spontan aku menutupi dadaku.
“Ehem.. Nin, Mama pergi sejak jam 4 subuh. Tante Firda mendadak koma,” kata Papa segera setelah sadar dari kagetnya.

“Apa?! Tan.. Tante koma?” ujarku terbata-bata.

“Iya, Nin. Papa tahu kamu kaget. Nanti kita jenguk jam 12 ya?”

Aku terisak sedih dan air mataku mulai mengalir. Tante Firda adalah tante favoritku. Ia sangat baik terhadap Ibu dan aku. Ketika aku masih terisak, Papa segera menghampiri dan memeluk diriku.
“Tenang Nin, masih ada harapan kok,” hiburnya sambil mengelus rambutku.
Aku balas mendekapnya dan mulai menangis tersedu-sedu. Papa mengelus-elus punggungku ketika aku menangis, namun nafas Papaku terdengar berat dan kurasakan penisnya yang membesar menekan perutku. Aku segera melepaskan pelukanku namun Papa menahannya.

“Pa, lepaskan aku!” jeritku ketakutan.

“Tidak bisa, Nisa sayang.. Salahmu sendiri menggoda Papa dengan baju tipismu itu,” ujar Papa, kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku dengan gemas.

“Pa, jangan.. Nisa gak mau, Pa!” isakku sambil memberontak, namun tenaga Papa jauh lebih kuat daripadaku, tak ada gunanya aku melawan juga.

“Kamu diam saja, sayang.. Enak kok.. Nanti pasti kamu ketagihan,” bisik Papa sambil terengah-engah, setelah itu tangan Papa mulai menyusup ke dalam celana dalamku dan meremas kembali pantatku dari dalam.

Aku berkali-kali melawan, namun tak berdaya karena perbedaan tenaga kami. Kemudian, Papa mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih lubang vaginaku.
“Ohh.. Pa.. Ja.. Jangan,” rintihku.

Namun, kurasakan birahiku mulai naik, bahkan lebih daripada ketika aku menonton film porno di kamarku diam-diam. Jarinya dengan lincah menggosok-gosok lubang vaginaku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat. Melihat reaksiku yang mulai pasrah dan terbawa nafsu, Papa melanjutkan aksinya. Ia membawaku ke sofa ruang tamu dan mendudukkan diriku di pangkuannya dengan posisiku memunggunginya. Tak lupa pula ia membuka celana dalamku dengan kasar.

Tangannya dengan kasar membuka lebar-lebar pahaku sehingga vaginaku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. Sebelum sempat melawan, dengan sigap tangannya kembali meraih vaginaku dan meremasnya.

“Nin, memek kamu seksi banget.. Nanti Papa sodok ya..” bisik Papaku di telingaku dan menjilatinya ketika tangannya mulai bermain di klitorisku.
Birahiku sudah tak tertahankan lagi hingga aku pun pasrah terhadap perlakuan Papaku ini. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Papa terlihat mencari-cari titik rawan di klitorisku dengan cara menekan-nekan klitorisku dari atas ke bawah. Ketika akhirnya sampai di titik tertentu, aku meracau tak karuan.

“Ahh.. Shh.. Paa..” desahku bernafsu.

“Nin, Papa suka banget sama kamu..” balas Papa sambil mencium pipiku.
Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan titik rawan itu dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku mendapat orgasmeku yang pertama.

“Paa.. Nisa pengen pipiss..” desahku tak tahan menahan sesuatu yang ingin meledak di dalam diriku, tanganku meremas tangan Papa yang sedang bermain di klitorisku dengan bernafsu.

Di luar perkiraanku, Papa malah memperkeras dan mempercepat gerakannya. Papa merebahkanku di sofa dan merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir vaginaku, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke klitoris dan membuat vaginaku membanjir. Di sela jilatan-jilatan Papa yang maut, kurasakan gigitan lembut di klitorisku yang kian merangsang hasrat seks-ku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh papaku untuk terus dan tak berhenti.

Melihat reaksiku, Papa semakin berani dan menggesekan jarinya di liang vaginaku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus-menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya tak lama kemudian. Vaginaku mengeluarkan cairan deras bening yang sebelumnya belum pernah kulihat. Papa tampak senang melihatku mengalami orgasme yang pertama. Setelah sensasi nikmat itu surut, kurasakan tubuhku lelah tak berdaya bagai tak bertulang. Papa membopongku ke kamarnya dan menidurkanku di kasur.
Papa memelukku dengan lembut. Kami tidak berkata apa-apa. Papa kemudian membuka dasterku, kemudian Papa tampak semakin bernafsu ketika melihat payudaraku yang berukuran cukup besar. Hasratku sudah menurun dan rasa malu mulai menyergapku hingga aku segera menutupi payudara dan vaginaku dengan kedua tangan, namun Papa malah menyingkirkan tanganku dengan kasar. Lelah masih terasa karena orgasme tadi sehingga aku tidak mampu melawan.


“Pa.. Jangan, Pa. Sudah cukup.. Nisa takut..” isakku mulai menitikkan air mata. Melihat reaksiku, Papa malah semakin bernafsu.

“Nisa sayang. Papa entot kamu ya.. Oh, Nisa. Memekmu pasti nikmat. Sini Papa entotin ya, sayang..” rayu Papa dengan nafas memburu karena nafsu.

Dengan semangat 45, Papa meremas payudaraku dengan sangat keras. Pertama-tama, aku berteriak kesakitan namun Papa tak mempedulikan teriakan minta ampunku, malah tampak dia semakin bernafsu untuk menyetubuhiku. Jari-jarinya dengan terampil memilin putingku diselingi dengan cubitan keras sehingga lama kelamaan teriakanku berubah menjadi jeritan nikmat. Libidoku mulai naik lagi dan vaginaku mulai basah. Puting susuku yang berwarna merah muda sekarang berwarna merah tua karena cubitan-cubitan kerasnya, begitu pula dengan payudara putihku yang berubah menjadi kemerahan.

“Ahh.. Ahh.. Ukhh.. Paa..” racauku tak karuan.

Merasa puas melihat reaksiku, Papa membuka semua bajunya dan betapa terkejutnya aku melihat penis papaku yang berukuran besar. Dengan lihainya, Papa segera menggesekkan kepala penisnya yang kemerahan ke lubang vaginaku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidah Papa di vaginaku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihanan keras kenikmatan.

“Ahh! Papaa.. Ohh.. Entotin Nisa, paa..” racauku. Sudah hilang kesadaran akan harga diriku.
Melihat lampu hijau dariku, Papa segera menjalankan aksinya. Dengan perlahan ia memasukkan kepala penisnya ke dalam liang vaginaku, namun terhalang oleh selaput daraku. Papa tampak kesulitan menembus selaput daraku. Akhirnya dengan satu sodokan keras, vaginaku berhasil ditembus untuk pertama kalinya. Rasa sakit luar biasa terasa di vaginaku. Papa dengan tanpa perasaan segera menyodok-nyodok penisnya dengan kuat dan keras di vaginaku yang masih sempit.

Di Perkosa Oleh Ayah Tiriku

Rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat bagaikan melayang di surga. Papa mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa enaknya vaginaku. Penis Papa yang panjang dan besar terasa menyodok dinding rahimku hingga membuatku orgasme untuk kedua kalinya. Papa tampak masih bernafsu menggenjot vaginaku. Kemudian Papa membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan penisnya ke dalam vaginaku lewat belakang. Ternyata posisi ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding vaginaku yang masih sensitif.


“Oh Nisaa.. Memekmu bagaikan sorga, Nin.. Nanti Papa entotin tiap hari yaa.. Ahh..”
Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, Papa mendapatkan orgasmenya yang luar biasa. Spermanya terasa dengan kuat menyemprot dinding vaginaku. Papa menjerit-jerit nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas payudaraku dan menarik-narik putingku. Setelah orgasmenya, Papa berbaring di sebelahku dan menjilati puting susuku. Putingku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya Papa ingin membuatku orgasme lagi.
Tangannya kembali menjelajahi vaginaku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam liang vaginaku. Papa menekang-nekan dinding vaginaku yang masih rapat. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan Papa tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib sekali! Terasa seperti ingin pipis, namun nikmatnya tak tertahankan.

Minggu, 14 Agustus 2016

KAKAK ISTRIKU JANDA KESEPIAN

 KAKAK ISTRIKU JANDA KESEPIAN

Cerita Sex Hot Seru - kali ini menghadirkan cerita Skandal Sex antara Seorang Pria bernama Erlang dengan Kakak iparnya. Kisah ini bisa terjadi karena Erlang yang khilaf karena melihat Kakak iparnya yang cantik dan cenderung pendiam. Singkat cerita akhirnya mereka berdua0-pun melakukan Skandal Sex dirumah Erlang, yang kebetulan Kakak ipar Erlang menginap selama 10 hari dirumah Erlang. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


Perkenalkan namaku Erlang, aku seorang Pria yang sudah beristri, aku akan membagikan sedikit cerita skandalku dengam kakak iparku sendiri. Sudah menjadi kebiasaanku bersetubuh dengan wanita yang usianya lebih tua dariku. Kakak iparku yang pendiam dan agak islamik ini memang sangat membuat aku penasaran. Entah kerasukan setan mana hingga aku bisa tergiur dengan kakak iparku yang bisa dibilang dia adalah orang alim.

Awal mula kejadian ini terjadi ketika suatu hari dirumahku kedatangan tamu dari Jambi. Tamu itu ternyata adalah kakak tertua dari istriku yang bernama Anggi. Dia datang ke Jakarta dikarenakan tugas dari kantornya untuk ikut seminar di kantor pusat sebuah perusahaan pemerintah. Anggi ini mempunyai jabatan sebagai kepala cabang di Jambi.

Sampai pada akhirnya Anggi memutuskan untuk menginap dirumah kami. Dari pada menginap di hotel, mendingan uang hotelnya disimpan untuk beli buah tangan. Anggi tinggal dirumahku selama 10 hari. Usia Anggi saat ini 38 tahun, status dia kebetulan adalah seorang Janda. Dia menjanda bukan karena keinginannya, tetapi karena suaminya telah meningal 1 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.

Anggi ini orangnya cantik, berkulit putih, dan mempunyai tinggi yang proposional. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di tinggal dirumahku, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Anggi untuk berjalan-jalanm, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta. Kami berencana weekend ini akan pergi ke Ragunan.

Sammpai pada akhirnya tibalah Weekend yang kami nantikan. Tidak disangka rencana kamipun gagal, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Anggi jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua.

Sebenarnya aku agak malas kalau pergi tanpa istriku. Bukan karena malas mengantar, tetapi aku merasa kaku jika harus jalan berdua dengan Anggi karena orangnya pendiam. Akupun menduga Anggi pasti tidak mau, tapi ternyata dugaanku salah, Anggi ternyata setuju dengan ide dari istriku.

Ketika itu pagi-pagi sekali istriku berangkat kerja dengan naik kereta listrik (KRL) dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Anggi yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi.

Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Anggi Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Anggi. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda..


Aku mengatur jebakan untuk memancing Anggi. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan mengenakan handuk aku menunggu kepulangan Anggi dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Anggi memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit.


Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Anggi. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Anggi melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan Penisku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas.

Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Anggi. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Anggi pasti melihat tubuhku yang polos dengan jAnggior yang tegak berdiri. Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak.

Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalau ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “ Upzzz… ma… maaf ya Anggi, aku kira nggak ada orang, ” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu.

Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Anggi terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya. Dengan tenangnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Anggi dan sekali lagi memohon  Maaf ya Anggi, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumah ini, ” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.

Tiba-tiba seperti tersadar Anggi bergegas meninggalkanku sambil berkata, iya tidak apa -apa,, dan langsung masuk belakang, kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas semengetok pintu kamar anggi , ada apa Erlang , ujar anggi setelah membuka pintu.

“ Sejujurnya Anggi tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Anggi malu, tanpa sadar Anggi terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Anggi sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Anggi seperti terpana, ” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Anggi dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya. “ Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau. ” ucapku,

Ketika Anggi sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Anggi diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya. Jangan Lang…dosa, ” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. 

Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Anggi sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran, puting susu sebelah kiri. Anggi menggeliat.

dan disana lah aksi yang membuat saya dan anggi nikmat berlanjut,, Sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Anggi dan kugencet batang Penisku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali Penisku meludah.

 KAKAK ISTRIKU JANDA KESEPIAN

 Sekujur tubuh Anggi yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Anggi bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.

Dengan persetujuan Anggi, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Anggi nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sesi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Anggi. Kalau permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas, buas, dan sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
Singkat cerita sejak kejadian itu, selama kakak iparku berada di rumahku kamipun sering melakukan hubungan Sex jika ada kesempatan. Sungguh ini adalah dosa terindah yang pernah aku rasakan, Terima kasih Anggi, you make me feel so Good. Selesai.

Kamis, 11 Agustus 2016

Selingkuh Dengan Tetangga Baru

Cerita Sex Hot Seru - Nisa, 31 tahun, adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak 3 dan 5 tahun. Suaminya, Herman, 36 tahun, adalah karyawan dari salah satu perusahaan swasta besar di Bandung. Perawakan Nisa sebetulnya biasa saja seperti kebanyakan. Yang membuatnya menarik adalah bentuk tubuhnya yang sangat terawat. Buah dadanya tidak terlalu besar, tapi enak untuk dipandang, sesuai dengan pinggangnya yang ramping dan pinggulnya yang bulat.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Dengan 2 anak yang sedang lucu-lucunya, ditambah dengan posisi Herman yang cukup tinggi di perusahaannya, membuat mereka menjadi keluarga yang cukup di hormati di lingkungan kompleks mereka tinggal. Nisa pada dasarnya adalah istri yang sangat setia kepada suaminya. Tidak pernah ada niat berkhianat terhadap Herman dalam hati Nisa karena dia sangat mencintai suaminya. Tapi ada satu peristiwa yang menjadi awal berubahnya cara berpikir Nisa tentang cinta..

Suatu siang, Nisa sedang mengasuh anaknya di depan rumah. Dikarenakan kedua anaknya waktu itu berlari jauh dari rumah, maka Nisa langsung mengejar mereka. Tapi tanpa disengaja, kakinya menginjak sesuatu sampai akhirnya Nisa terjatuh. Lututnya memar, agak mengeluarkan darah. Nisa langsung berjongkok dan meringis menahan sakit. Pada waktu itu, Iwan, anak tetangga depan rumah Nisa kebetulan lewat mau pulang ke rumahnya. Ketika melihat Nisa sedang jongkok sambil meringis memegang lututnya, Iwan langsung lari ke arah Nisa.

“Kenapa tante?” tanya Iwan.
“Aduh, lutut saya luka karena jatuh, Wan…” ujar Nisa sambil meringis.
“Bantu saya berdiri, Wan…” kata Nisa.
“Iya tante,” kata Iwan sambil memegang tangan Nisa dan dibimbingnya bediri.
“Wan, tolong bawa anak-anak saya kemari.. Anterin ke rumah saya, ya…” kata Nisa.
“Iya tante,” kata Iwan sambil segera menghampiri anak-anak Nisa.

Sementara Nisa segera pulang ke rumahnya sambil tertatih-tatih. Waktu Iwan mengantarkan anak-anak Nisa ke rumahnya, Nisa sedang duduk di kursi depan sambil memegangi lututnya.

“Ada obat merah tidak, tante?” tanya Iwan.
“Ada di dalam, Wan,” kata Nisa.
“Kita ke dalam saja…” kata Nisa lagi sambil bangkit dan tertatih-tatih masuk ke dalam rumah.

Iwan dan anak-anaknya mengikuti dari belakang.

“Ma, Donny ngantuk,” kata anaknya kepada Nisa.
“Tunggu sebentar ya, Wan. Saya mau antar mereka dulu ke kamar. Sudah waktunya anak-anak tidur siang,” kata Nisa sambil bangkit dan tertatih-tatih mengantar anak-anaknya ke kamar tidur.

Setelah mengantar mereka tidur, Nisa kembali ke tengah rumah.

“Mana obat merahnya, tante?” tanya Iwan.
“Di atas sana, Wan…” kata Nisa sambil menunjuk kotak obat.

Iwan segera bangkit dan menuju kotak obat untuk mengambil obat merah dan kapas. Tak lama Iwan segera kembali dan mulai mengobati lutut Nisa.

“Maaf ya, tante.. Saya lancang,” kata Iwan.
“Tidak apa-apa kok, Wan. Tante senang ada yang menolong,” kata Nisa sambil tersenyum.

Iwan mulai memegang lutut Nisa dan mulai memberikan obat merah pada lukanya.

“Aduh, perih…” kata Nisa sambil agak menggerakkan lututnya.

Secara bersamaan rok Nisa agak tersingkap sehingga sebagian paha mulusnya nampak di depan mata Iwan. Iwan terkesiap melihatnya. Tapi Iwan pura-pura tak melihatnya. Tapi tetap saja paha mulus Nisa menggoda mata Iwan untuk melirik walau kadang-kadang. Hati Iwan agak berdebar.. Biasanya dia hanya bisa melihat dari kejauhan saja lekuk-lekuk tubuh Nisa. Atau kadang-kadang hanya kebetulan saja melihat Nisa memakai celana pendek.


Iwan biasanya hanya bisa membayangkan saja tubuh Nisa sambil onani. Tapi kini, di depan mata sendiri, paha mulus Nisa sangat jelas terlihat. Nisa sepertinya sadar kalau mata Iwan sesekali melirik ke arah pahanya. Segera Nisa merapikan duduknya dan juga menutup pahanya. Iwanpun sepertinya terkesima dengan sikap Nisa tersebut. Iwan menjadi malu sendiri..

“Sudah saya berikan obat merah, tante…” kata Iwan.
“Iya, terima kasih,” kata Nisa sambil tersenyum.
“Sekarang sudah mulai tidak terasa sakit lagi,” ujar Nisa lagi sambil tetap tersenyum.

Iwan, 18 tahun, adalah anak tetangga depan rumah Nisa. Masih duduk di bangku SMP kelas 3. Seperti kebanyakan anak laki-laki tanggung lainnya, Iwan adalah sosok anak laki-laki yang sudah mulai mengalami masa puber.

“Kenapa kamu nunduk terus, Wan?” tanya Nisa.
“Tidak apa-apa, tante…” ujar Iwan sambil sekilas menatap mata Nisa lalu menunduk lagi sambil tersenyum malu.
“Ayo, ada apa?” tanya Nisa lagi sambil tersenyum.
“Anu, tante.. Maaf, mungkin tadi sempat marah karena tadi saya sempat melihat secara tidak sengaja…” kata Iwan sambil tetap menunduk.
“Lihat apa?” tanya Nisa pura-pura tidak mengerti.
“Lihat.. Mm.. Lihat ini tante,” kata Iwan sambil tangannya mengusap-ngusap pahanya sendiri. Nisa tersenyum mendengarnya.
“Tidak apa-apa kok, Wan,” kata Nisa.
“Kan hanya melihat.. Bukan memegang,” kata Nisa lagi sambil tetap tersenyum.
“Lagian, saya tidak keberatan kok kamu melihat paha tante tadi,” kata Nisa lagi sambil tetap tersenyum.
“Kamu kan tadi sedang menolong saya memberikan obat,” kata Nisa.
“Benar tante tidak marah?” tanya Iwan sambil menatap Nisa.

Nisa menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum. Iwanpun jadi ikut tersenyum.

“Tante sangat cantik kalau tersenyum,” kata Iwan mulai berani.
“Ihh, kamu tuh masih kecil sudah pintar merayu…” kata Nisa.
“Saya berkata jujur loh, tante,” kata Iwan lagi.
“Kamu sudah makan, Wan?” tanya Nisa.
“Belum tante. Saya pulang dari rumah teman tadi belum makan,” kata Iwan.
“Makan disini saja, ya.. Temani saya makan siang,” ajak Nisa.
“Baik tante, terima kasih,” kata Iwan.

Mereka menikmati makan siang di meja makan bulat kecil. Ketika sedang menikmati makan, tanpa sengaja kaki Iwan menyentuk kaki Nisa. Iwan kaget, lalu segera menarik kakinya.

“Maaf tante, saya tidak sengaja,” kata Iwan.
“Tidak apa-apa kok, Wan…” kata Nisa sambil matanya nenatap Iwan dengan pandangan yang berbeda.

Ketika kaki Iwan menyentuh kakinya, seperti terasa ada sesuatu yang berdesir dari kaki yang tersentuh sampai ke hati. Nisa merasakan sesuatu yang lain akan kejadian tak sengaja itu.. Tiba-tiba Nisa merasakan ada sesuatu keinginan tertentu muncul yang membuat perasaannya tidak menentu. Sentuhan kaki Iwan terasa begitu hangat dan membangkitkan suatu perasaan aneh..

“Kamu sudah punya pacar, Wan?” tanya Nisa sambil menatap Iwan.
“Belum tante,” kata Iwan sambil tersenyum.
“Lagian saya tidak tahu caranya mendapatkan perempuan,” ujar Iwan lagi sambil tetap tersenyum. Nisapun ikut tersenyum.
“Pernah tidak kamu punya keinginan tertentu terhadap perempuan?” tanya Nisa lagi.
“Keinginan apa tante?” tanya Iwan. Nisa tersenyum.
“Kita habiskan dulu makannya. Nanti kita bicara…” kata Nisa.

Selesai makan, mereka duduk-duduk di ruang tengah.

“Kamu ada sesuatu yang harus diselesaikan di rumah tidak saat ini?” tanya Nisa.
“Tidak ada, tante,” kata Iwan.
“Tadi tante mau tanya apa?” kata Iwan penasaran.
“Begini, apakah kamu suka kepada wanita tertentu? Maksud saya suka kepada tubuh wanita?” tanya Nisa.
“Kita bicara jujur saja, ya.. Saya tidak akan bicara pada siapa-siapa kok,” kata Nisa lagi.
“Kamu juga mau kan jaga rahasia pembicaraan kita?” kata Nisa lagi.
“Iya, tante,” kata Iwan.
“Kalau begitu jawablah pertanyaan tante tadi…” kata Nisa sambil tersenyum.
“Ya, saya suka melihat perempuan yang tubuhnya bagus. Saya juga suka tante karena tante cantik dan tubuhnya bagus,” kata Iwan tanpa ragu.
“Maksudnya tubuh bagus apa,” tanya Nisa lagi. Iwan agak ragu untuk menjawab.
“Ayolah…” kata Nisa sambil memegang tangan Iwan. Tangan Iwan bergetar.. Nisa tersenyum.
“Mm.. Saya pernah.. Pernah lihat majalah Playboy, juga.. Juga.. Juga saya pernah lihat VCD porno.. Mm.. Mm.. Saya lihat banyak perempuan tubuhnya bagus…” kata Iwan dengan nafas tersendat.
“Oh, ya? Di VCD itu kamu lihat apa saja,” kata Nisa pura-pura tidak tahu, sambil terus menggenggam tangan Iwan yang terus gemetar.
“Mm.. Lihat orang sedang begituan…” kata Iwan.
“Begituan apa?” tanya Nisa lagi.
“Ya, lihat orang sedang bersetubuh…” kata Iwan.

Nisa kembali tersenyum, tapi dengan nafas yang agak memburu menahan sesuatu di dadanya.

“Kamu suka tidak film begitu?” tanya Nisa.
“Iya suka, tante?” kata Iwan sambil menunduk.
“Mau coba seperti di film, tidak?” kata Nisa.

Iwan diam sambil tetap menunduk. Tangannya makin gemetar. Nisa mendekatkan tubuhnya ke tubuh Iwan. Wajahnya di dekatkan ke wajah Iwan.

“Mau tidak?” tanya Nisa setengah berbisik.

Iwan tetap diam dan gemetar. Wajahnya agak tertunduk. Nisa membelai pipi anak tanggung tersebut. Lalu diciumnya pipi Iwan. Iwan tetap diam dan makin gemetar. Nisa terus menciumi wajah Iwan, lalu akhirnya dilumatnya bibir Iwan.. Lama-lama Iwanpun mulai terangsang nafsunya. Dengan pasti dibalasnya ciuman Nisa.

“Masukkan tangan kamu ke sini…” kata Nisa dengan nafas memburu sambil memegang tangan Iwan dan mengarahkannya ke dalam baju Nisa.
“Masukkan tangan kamu ke dalam BH saya, Wan.. Pegang buah dada saya,” kata Nisa sambil tangannya meremas kontol Iwan dari luar celana.

Sementara tangan Iwan sudah masuk ke dalam BH Nisa dan mulai meremas-remas buah dada Nisa.

“Mmhh.. Terus sayang…” kata Nisa.
“Tangan saya pegal, tante…” kata Iwan polos.
“Uhh.. Kita pindah ke kamar, yuk…” ajak Nisa sambil menarik tangan Iwan. Sesampainya di dalam kamar..
“Buka pakaian kamu, Wan…” ujar Nisapun melepas seluruh pakaiannya sendiri.
“Iya, tante…” kata Iwan.

Nisa setelah melepas seluruh pakaiannya, segera naik dan telentang di tempat tidur. Iwan terkesima melihat tubuh telanjang Nisa. Seumur-umur Iwan, baru kali ini dia melihat tubuh telanjang wanita di depan mata. Apalagi wanita tersebut adalah wanita yang sering di bayangkannya bila onani. Kontol Iwan langsung tegang dan tegak..

“Naik sini, Wan…” kata Nisa.
“Iya, tante…” kata Iwan.
“Sini naik ke atas tubuh saya…” kata Nisa sambil mengangkangkan pahanya.

Iwan segera menaiki tubuh telanjang Nisa. Nisa langsung melumat bibir Iwan dan Iwanpun langsung membalasnyanya dengan hebat. Sementara satu tangan Iwan meremas buah dada Nisa yang tidak terlalu besar. Sementara kontol Iwan sesekali mengenai belahan memek Nisa.

“Ohh.. Mmhh.. Terus remas.. Terus…” desah Nisa sambil memegang tangan Iwan yang sedang meremas buah dadanya, dan tangan mereka bersamaan meremas buah dadanya.
“Ohh.. Sshh…” kata Nisa. Iwanpun dengan bernafsu terus meremas dan menciumi serta menjilati buah dada Nisa.
“Wan, jilati memek ya, sayang…” pinta Nisa.
“Tapi saya tidak tahu caranya, tante,” kata Iwan polos.

“Sekarang dekatkan saja wajah kamu ke memek, lalu kamu jilati belahannya…” kata Nisa setengah memaksa dengan menekan kepala Iwan ke arah memeknya.

Iwan langsung menuruti permintaan Nisa. Dijilatinya belahan memek Nisa sampai tubuh Nisa mengejang menahan nikmat.

“Ohh.. Mm.. Ohh.. Terus jilat, sayang…” desah Nisa sambil meremas kepala Iwan.
“Wan, kamu jilati bagian atas sini…” kata Nisa sambil jarinya mengelus kelentitnya.


Lalu lidah Iwan menjilati habis kelentit Nisa.. Nisa kembali menggelepar merasakan nikmat yang teramat sangat.

“Teruss.. Sshh.. Ohh…” desah Nisa sambil badannya semakin mengejang.

Pahanya rapat menjepit kepala Iwan. Sementara tangannya semakin menekan kepala Iwan ke memeknya. Tak lama..

“Ohh…” desah Nisa panjang. Nisa orgasme.
“Sudah, Wan.. Naik sini,” kata Nisa.

Iwan lalu menaiki tubuh Nisa. Nisa lalu mengelap mulut Iwan yang basah oleh cairan memeknya. Nisa tersenyum, lalu mengecup bibir Iwan.

“Mau tidak kontol kamu saya hisap,” kata Nisa.
“Mau tante,” kata Iwan bersemangat.
“Bangkitlah.. Sinikan kontol kamu,” kata Nisa sambil tangannya meraih kontol Iwan yang tegang dan tegak.

Iwan lalu mengangkangi wajah Nisa. Nisa segera mengulum kontol Iwan. Tidak hanya itu, kontol Iwan lalu dijilat, dihisap, lalu dikocoknya silih berganti. Iwan tubuhnya mengejang menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Tangannya berpegangan pada pinggiran ranjang.

“Ohh.. Tantee.. Enaakk…” jerit kecil Iwan sambil memompa kontolnya di mulut Nisa.
“Masukkin ke memek, sayang…” kata Nisa setelah dia beberapa lama menghisap kontol Iwan.

Iwan lalu mengangkangi Nisa. Sementara tangan Nisa memegang dan membimbing kontol Iwan ke lubang memeknya.

“Ayo tekan sedikit, sayang…” kata Nisa.

Iwan berusaha menekan kontolnya ke lubang memek Nisa sampai akhirnya.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Iwan berhasil masuk dan mulai memompa memek Nisa. Iwan merasakan suatu kenikmatan yang tiada tara pada batang kontolnya.

“Bagaimana rasanya, Wan?” tanya Nisa sambil tersenyum dan menggoyang pantatnya.
“Ohh.. Sangat enakk, tanttee…” kata Iwan tersendat sambil memompa kontolnya keluar masuk memek Nisa.

Nisa tersenyum.. Setelah beberapa lama memompa kontolnya, tiba-tiba tubuh Iwan mengejang. Gerakannya makin cepat. Nisa karena sudah mengerti langsung meremas pantat Iwan dan menekankannya ke memeknya. Tak lama.. Crott.. Croott.. Croott.. Croott..

“Ohh.. Hohh…” desah Iwan. Tubuhnya lemas dan lunglai di atas tubuh Nisa.
“Udah keluar? Bagaimana rasanya?” tanya tante Nisa sambil memeluk Iwan.

Rabu, 10 Agustus 2016

Ngentot Dengan Pembantu Cantik

Cerita Sex Hot Seru
Cerita Sex Hot Seru - Ini merupakan pengalamanku sewaktu sedang kerja di kota D beberapa bulan yg lalu. Aku kerja mulai dari pukul 08.00a.m s/d 12.00a.m, memang jam kerjaku terlalu absolutist sekali dan kadang kala aku jenuh. Utk menghilangkan kejenuhanku aku sering menggoda pelangganku,dgn mulai kenal nama hingga mencoba cari kesempatan utk bisa dekat lebih jauh lagi.

Ada beberapa langganan yg sering kugoda seperti Suci gadis dari kota T umur 17th kelas 2 SMA.Suci gadis yg cantik berkulit putih dan mempunyai anatomy yg aduhai. Suci selepas pulang sekolah disuruh oleh kakaknya jaga adverse hp milik

kakaknya.Counter Hpnya tutup pukul 10.30 p.m,dan setelah counternya tutup Suci pasti belanja ke mini bazaar tempatku kerja.Aku selalu menggodanya dan kadang2 dgn kata2 yg agak seronok. Biasanya Suci klo belanja bisa bolak balik sampai 3x ke tempatku.Klo belanja Suci selalu memakai pakaian yg agak seksi, klo nggak pakai celana pendek yg mini dan ketat Suci pakai rok yg cool mini dipandu dgn baju kaos you can see.

Aku selalu ngiler dan si adekku naik turun melihat pahanya yg putih mulus, pantatnya yg seksi serta payudaranya yg masih ranum.Suatu malam aku kerja sendirian dan seperti biasa Suci datang belanja, kebetulan mini bazaar sedang sepi cuman Suci seorang yg belanja. Malam itu Suci memakai rok mini dan memakai jaket. “Tumben pakai jaket lagi kedinginan ya” kataku ke Suci, dan dijawabnya” nggak sedang segan aja mo ganti baju malas”. Terus aja kugoda Suci dgn kata2 yg agak menjurus, dan kudekati Suci yg sedang memilih belanjaan.

Suci sedang mencari roti tawar dan dia minta aku memilihkan roti yg enak. sambil memilih roti sesekali kumelihat ketika itu resleting jaketnya agak turun rupanya Suci nggak pakai baju dan bra hanya pakai jaket.terlihat payudaranya yg masih ranum itu. aku bertanya ke Suci” kamu nggak pakai apa2 selain jaket itu ya?”. dan Suci menjawab” ih mas ngintip ya” sambil mencubit perutku. Aku balas dgn mengelitikinya dan tanpa sengaja Suci terpeleset waktu kugelitiki.

Suci agak marah dan aku minta maaf ke Suci cerita dewasa terbaru, Suci kemudian langsung pulang. Ternyata dompetnya jatuh tertinggal sewaktu terpeleset tadi.Pukul 11.00 p.m kuputuskan utk menutup toko krn sepi,sewaktu aku sedang menurunkan rolling aperture Suci datang menanyakan dompetnya dan kusuruh Suci masuk dan kembali kumenurunkan rolling door.”kok di tutup” kata Suci, “ya nanti kubuka lagi sebab aku mau menghitung pendapatan toko” kataku ke Suci. “kamu masih marah ke aku” kataku dan dijawabnya “nggak”.Kuserahkan dompetnya,

Suci menemaniku menghitung uang hasil penjualan. Suci bercerita kalau dia sedang B.t sebab dia di kota D ikut kakaknya dan kakaknya terlalu otoriter, sambil menghitung uang aku mendengarkan curhatan hatinya katanya Suci pingin ini itu selalu dilarang ama kakaknya dan pergaulannya di batasi.

Tiba2 Suci mendekati aku dan duduk merapat disebelahku sambil kepalanya ditaruh di pundakku juga tangannya tiba2 merangkulku. Aku dibuat grogi oleh Suci, setelah selesai menghitung uang dan menaruhnya di tempat yg aman. Kuajak Suci ke gudang, Suci mengira hanya menemaniku mengecek barang.Namun ketika di dalam gudang Suci langsung kudekap dan kupeluk erat kurasakan hangat tubuhnya.

Suci bersaha menolak keinginanku ketika aku berusaha mencium bibirnya yg merah muda itu, setelah beberapa kali gagal aku akhirnya dapat juga merasakan bibirnya terasa lembut dan wangi balm nafasnya namun masih Suci berusaha menolak,aku dapat menurunkan resleting jaketnya dan kulepaskan jaketnya Suci.terlihat payudaranya yg masih ranum dan putingnya yg berwarna merah muda itu.

Cerita Sex Hot Seru

Absolutist kelamaan Suci mau juga membalas ciumanku walaupun dgn perasaan yg agak terpaksa, aku mulai meremas2 payudaranya serta memainkan putingnya secara bergantian. Kurebahkan tubuhnya Suci diatas tumpukan kardus. Aku lucuti rok dan cdnya Suci ternyata vaginanya bersih sama sekali nggak ada bulunya.   Aku melepas seluruh pakaianku dan mulai aku mengerayanginya dgn mulai menciumi seluruh wajahnya mulai dari kening,pipi, dan kukulum bibirnya. Puas mengulum bibirnya, turun minciumi lehernya sambil sesekali kujilati, setelah itu meremas2 payudaranya sambil kuhisap puting parudaranya secara bergantian.Suci hanya terdengar mendesah dan merintih waktu kujelajahi tubuhnya, kubuka pahanya dan ingin kujilati vaginanya tapi Suci menolak.Kunaiki dan kutindih tubuhnya kugosok2an penisku di bibir vaginanya sebelum penisku kumasukkan ke vaginanya, Suci berbisik”

Aku masih perawan mas dan mas adalah pria pertama dalam hidupku”. Aku nggak perduli akan ucapannya, langsung aja kuhujamkam penisku kedalam vaginanya walau agak susah namun kupaksakan dan dapat masuk dan kutekan dalam2.Suci merintih kesakitan,agar nggak teriak kukulum bibirnya. Namun beberapa saat kemudian Suci dapat menyesuaikan diri. Suci mendesah dan merintih ketika aku mengeluarmasukkan penisku didalam vaginanya sesekali kutekan dalam2.

Sungguh nikmat tubuhnya Suci, terus kukeluarmasukan penisku dan tanpa terasa tubuh kami berua mengejang dan kami berdua mecapai orgasme secara bersamaan.Suci dan aku dapat mencapai klimaks bersamaan dan spermaku membasahi di dalam vaginanya.

Ketika penisku kukeluarkan dari dalam vaginanya ada bercak darah di penisku.Kuajak Suci ke kamar mandi dan kubersihkan tubuhnya setelah itu kami berpakaian.Suci minta kepadaku agar menjaga rahasia apa yg telah kami perbuat.Setelah itu kami keluar toko dan Suci seolah2 nggak terjadi apa2 dan pulang kerumahnya begitu juga aku.


Selasa, 09 Agustus 2016

Bercinta Pada Saat Sedang Hujan

Cerita Sex Hot Seru
Cerita Sex Hot Seru - Kejadian ini sudah lama terjadi, tapi aku akan membagikan nya buat pembaca semua, karena bagi aku ini pengalaman pertama aku yang aku rasa seru banget. Cerita seks yang tak mungkin aku bisa lupakan.

Mendung tebal angin dingin mulai menghembus, aku terus melaju mobil ku melintasi jalan raya yang agak sepi, aku baru saja mengunjungi salah satu nasabahku yang tempatnya agak jauh dari kota, aku harus melewati jalan raya yang sepi dan jauh dari perumahan penduduk.Tiba tiba saja aku merasakan ban mobilku kempes, lalu aku menoba berhenti dan memeriksanya, ternyata ban belakang sebelah kiri kempes."ah g papa pasti aku masih bisa menaikinya sampai di kota" pikirku.

Dan ketika aku membuka pintu mobilku, aku tak bisa membuka nya.Astaga aku menutup pintu mobilku dan kunci mobil masih mengantung di dalam, haaa...dasar sial. aku mencoba mencari Hpku, Oh no..! Hp dan tas ku juga di dalam mobil.

Hujan mulai turun aku bsah kuyup kehujanan, mana sudah menjelang malam, tempat sunyi kek begini weeeeeeh....merinding rasanya.Setelah 20 menit berlalu aku melihat lampu mobil, aku melambai lambaikan tanganku.
Mobil itu berhenti dan ternyata pengendaranya adalah anak anak muda, sepertinya pelajar SMU.

"eehhhmmm....boleh minta tolong g dik, pinjem Hp nya buat telpon ke rumah, bentar aja,kunci mobil aku kekunci didalam mobil,dan tas aku di dalam juga" kataku sambil gemetaran menahan dingin.

"waduh mbak..eh tante masuk mobil aja dulu, biar g kedinginan" jawab salah seorang darimereka.Aku masuk kemobil, karena memang kedinginan.

"aduh sorry ya mobil nya jadi basah" kataku. ternyata dimobil itu ada tiga orang remaja yang masih berseragam SMU, bau mobil terasa banget bau rokok, dan seperti nya mereka abis minum minum.

" ah g apa apa tante, ini HP nya ,telpon aja dulu" kata pemuda itu sambil menyerahkan HP.

Berkali kali aku coba menghubungi G ada yang menjawab,tidak biasanya di rumah sepi jam segini, gerutuku.
"G ada yang angkat ya tante?" tanya pemuda yg di sebelahku.
"iya, g tau kemana mereka" kataku mulai gelisah.
" kalo begitu kita anter aja deh tante, rumah nya dimana"jawab pemuda yang di depan.
"wah agak jauh dek, di jln kartini" jawabku
" gpp tante paling juga 30 menit kan dari sini" jawabnya lagi
"iya deh makasih kalo g keberatan nanti aku ganti uang bensin nya ya" kataku lagi

Mobil melaju,agak perlahan karena hujan lebat sekali, aku semakin kedinginan karena baju yang aku kenakan basah sekali.Aku mencoba menggosok gosokkan telapak tanganku, untuk mengurangi ras dingin.

"Leo lepas donk jaket lo, kasih ke tante biar g kedinginan, lo mah dah liat gitu di diemin aja" kata pemuda yang menyetir mobil. kemudian pemuda yang duduk di kursi depan melepas jaket nya dan memberikan nya padaku.

"kenalin tante yang di sebelah tante tuh namanya Wendy, nah ini Leo, and gw Joni " kata si Joni mengenalkan diri.
"tante masih dingin ya, mau gw peluk tante biar agak hangatan dikit" tanya si Wendy tiba tiba. aku tak menjawab karena tubuhku bener bener gemetar kedinginan, aku biarkan saja si Wendy memelukku.aku mulai merasakan hangat di tubuhku. aku memejamkan mataku.

Tiba tiba aku merasakan sesuatu merayap ke buah dadaku, aku membiarkan nya,aku pura pura tak merasakan apa apa,aku merasakan nafas Wendy mulai takteratur.perlahan perlakuan Wendy membangkitkan gairahku, aku geserkan tubuhku sedikit agar Wendy bisa leluasa bermain main di payudaraku.
Wendy menngecup kupingku, yang seketika itu mengalirkan getar birahi, yang secepatkilat menjalar keseluruh tubuhku.

"oh..ssshhhh.....aaahhh" desahku,
"tante...aahhh ...kamu cantik sekali" desah Wendy, sambil perlahan mulai meraih bibirku, kami berciuman, lidah Wendy bermain main di ronngga mulutku, tanganku mulai aktif, menjamah dan mengelus apapun yang bisa aku elus dari tubuh Wendy.Aku benar benar lupa kalo di mobil itu ada oarang lain.
dan tanpa aku sadari aku merasakan elusan elusan lain di pahaku, sementara tangan Wendy masih memainkan payudaraku, dan bibirnya masih terus melumat bibirku.


"ahk...aahhh...aaaaahhh...."aku terpekik mana kala elusan elusan itu menyentuh sesuatu yang paling sensitif itu. rupa nya Leo tanpa kusadari telah berpindah tempat, Leo terus mengelus dan mulai melepas celana dalamku, aku benar benar di derai perasaan nikmat yang teramat sangat.

"ooohhhh....terusin...oh yah...aaahhh" desahku mana kala Leo mengelus elus Vaginaku dan sesekali menyentuh clitku dengan jempolnya.
Wendy meucuti pakaianku, melepas braku, aku benar benar tak kuasa menolak kenikmatan itu. Wendy melumat , menghisap dan mengulum puting payudaraku bergantian. dan Leo mulai menjilati bibir kemaluanku. sunnguh kenikmatan yang luar biasa menyerang aku dari bwah dan atas.

"tante...nikmat sekali payudara tante " kata Wendy.
"isep Den..terusin Den...aaah" ceracauku.
"oooohhh....Ki aahhh...masukin jari nya ki...terus ki...Buka ki masukin lidah kamu Ki...oooohh" aku semakin gila.Aku mengangkat angkat pantatku sambil tanganku menekan kepala Leo yang sibuk menjilati kemaluanku.
"aaaahhh...Tante memek tante enak sekali...Leo suka sekali" kata Leo
"aduh kalian jahat ya...masak gw suruh nyetir mobil sambil ****** gw ngaceng kek gini" celoteh Joni.

" Den...tante buka ya" kataku sambil meraih seleting celana Wendy. Wendy pasarah saja. Gundukan yang keras di balik CD biru itu membuat aku tak tahan ingin segera menikmatinya. Wendy bangkit dan melepas celana dan CD nya. Leo mengikuti hal yg dilakukan Wendy, kemudian aku duduk diantara mereka, kedua nya melumat payudaraku bergantian, sementara aku melebarkan kakiku, sebelah kiri ke Leo dan sebelah kanan di atas paha Wendy, jelas sekali memekku yang basah itu terpampang dengan jelas nya.
sementara kedua tanganku sibuk memainkan titit Wendy dan Leo.

tangan Wendy merambat turun dan menyentuh vaginaku, aku mengeliat ketika jari Leo mulai menusuk lubang vaginaku. kemudian aku merubah posisiku, dengan membelakangi Leo dan mengoral titit Wendy. tapi kemudian Leo menarik pantatku dan mengangkat nya, sehingga posisiku setengah menungging.

" aaahh...tante...isep tante...oooohhh nikmat sekali" ceracau Wendy
"isep ****** gw tante....oooohhhh ...terusin tante ....isep..."Wendy mengeliat tak karuan ketika buah jakar itu aku isep dan aku coba masukkan semua kemulutku.
aku terus mempermainkan ****** Wendy, menusuk nusukkan ujung lidah ku ke lubang yang kecil itu.

sementara itu, Leo memberiku sensasi yang luar biasa, ketika lidah Wendy menyapu anusku,memainkan lidah nya di anusku. tiba tiba aja Joni mengejutkan kita semua.
"Dah sampe neh...giliran gw kalian mundur semua " kata Joni sambil membuka pintu mobil, yang tanpa aku sadari ternyata kita sudah di dalam ganransi mobil Joni. kemudian Wendy turun yang diikuti oleh Leo, mereka berdua tergopoh gopoh memakai kembali celana mereka.
Joni menarik jaket yang hendak ku kenakan kembali, dan menarik tanganku keluar dari mobil, dalam keadaan baju yang terbuka dan bra yang terlepas, Rok yang berantakan, Joni menariku masuk kerumah nya, aku mengikuti saja.

"gantian, lo harus muasin gw, dari tadi gw dah ngaceng negliat tingkah kalian" kata si Joni yang sambil mendorongku jatuh ke sofa, kemudian dengan kasar dia membuka celananya sendiri dan menyodorkan ****** nya yang sudah mengeras ke mulutku.
"ayo isep bich...hah...ayo!" Dengan kasar Joni menyumpal mulutku dengan kontolnya.

Aku mengisap, ****** Joni memainkan dengan lidahku,sesekali aku kocok dengan tanganku. lidahku berputar putar di seputar buah pelirnya.
"oooh yah...terus sayang...isep...lo emang lihai...aahhh...aaahhh"
' ****** kamu enak banget Ngga...aku suka banget" aku mengumam menikmati ****** Joni.
"ngga ...boleh ya aku isep ****** lo ampe keluar? " godaku
" Iya sayang....aahhh....isep sayang...oooohhh....yah begitu...begitu sayang terus...terusin.." Joni meracau menikmati seponganku.

Aku merasakan kedutan di batang Joni, yang aku tau dia sebentar lagi bakal menyemburkan pejuhnya, aku sengaja mempermainkan Joni, dengan menghentikan aktifitasku, aku melepas ****** itu dari mulutku.

" sayang kenapa berhenti...ayo donk isep lagi...dah mau keluar neh...ayo donk" rayu Joni sambil menyodorkan ****** nya ke mulutku. aku tersenyum sambil berdiri.
" he he he ...nanti donk Ngga...aku haus nih...boleh minta minum ya?" godaku.
"g boleh ayo ...isepin dulu ampe keluar please donk sayang...ayao.." kata Joni sambil mengelus elus pantatku.
" kalo lo bisa buktiin ke aku kalo lo bisa muasin aku....aku mau isep punya kamu ampe keluar" tantangku
" dasar perempuan....sini gw puasin lo minta yang gimana hah?" Joni geram mendengar tantanganku. kemudian dengan kasar dia membopong tubuhku ke meja makan. Joni menciumiku dengan kasar, yang dimana buat aku semakin membakar gairahku, ciuman Joni semakin ganas, dari telingaku kemudian leherku menjadi sasarannya, dengan kasar Joni melucuti pakaianku sehingga aku berbugil ria.

dalam sepintas pandang aku melihat Leo dan Wendy yang ternyata dari tadi melihatku sambil beronani. ciuman Joni turun ke payudaraku, memilin milin putingku dengan liah nya, semnetara tangan Joni menyusuri pahaku, mengelus dan mulai meraba raba vaginaku yang sudah basah. aku merenggangkan kakiku agar Joni bisa leluasa memainkan vaginaku yang becek.

Joni memasukkan jari nya ke memeku mencoba mencari G spot dan mengocok nya dengan gerakan yang cepat.

" oh ya...yah...yaaah...terus ngga...terus" ceracauku
"lo suka hah...enak kalo memek lo gw beginikan hah"
"iya ngga..terusin sayang...oooohhh..nikmat nya nggak...terus ngga"
" ayo bilang lo mo gw apain...mo gw isepin ...mo gw entot memek lo ini hah"kata Joni sambil mengocok memekku dengan jarinya. kemudian Joni mengangkat tubuhku agar aku duduk di meja makan, kemudian Joni mulai menggisap memekku dengan lidah nya.
" ayo bilang bich..enak g gw giniin...hah...memek lo udah basah..memek lo udah gatal kan?"
" iay ngga...memk aku udah g sabar minta lo entot..ayo ngga masukin ngga...aku mohon"
aku merintih memohon pada Joni agar segera mengentotku.
"hhmmm...memek lo nikmat ...ooohhh...aku suka sekali" ceracau Joni
' nggak...ooohhh....aaaahhh....gigit nggak itil aku ngga...iyah begitu...ooohhh"
" lo suka dikasarin yah...heh....gw akan entot lo...ampe lo puas"
"ngga ...ayo ngga masukin ngga...aku udah g tahan" rintihku, sambil terus meremas remas rambut Joni, Joni seakan akan sengaja mempermainkan gairahku, dia terus mengisap memeku dan jarinya menusuk nusuk memekku.

Cerita Sex Hot Seru

Leo dan Wendy mendekati aku dan Joni, yang kemudaian Wendy segera meraih payudaraku, sementara Leo melumat bibirku, sungguh pengalam luar biasa yang belum pernah aku rasakan, di serbu dari segala arah membuat aku semkain tak bisa menahan dasyat nya kenikmatan itu.
" aaahhhkkk....ooohhh....aku...ak...aku ke..keluar nggaaaaaa....aaah...aaahhh" aku menjerit sambil tanganku menekan kepala Joni, aku mengalami orgasme yang teramat hebat.

Joni berdiri dan menarik tanganku, aku mengikutinya, disusul Wendy dan Leo, Joni membawaku ke ruang tamu, kemudian Joni mulai mencumbuku kembali, kali ini Joni menyuruhku duduk di sofa, dan dengan nafsu yang meletup letup Joni menciumi bibirku.
kemudian Joni memutar tubuhku, kakiku disandaran sofa sementara kepalaku menggelantuh kelantai, kemudian Wendy menarik kakuku agar lebih naik.
kemudain Joni mengangkangi kepalaku dan mulai menyodok nyodokkan ****** nya ke mulutku, sementara itu Leo dan Wendy secara bergantian menghisap isap memekku,

"ooohh....yah baby suck it ...suck...terus tante...oooohhh" Joni menikmati permainan permanian lidahku, aku sendiri merasakan kenikmatan yangluar biasa mana kala aku merasakan jari jari Wendy dan Leo memainkan clitku.
lima menit kemudian Joni menarik tubuhku dan memintaku terlentang di sofa, dan mulai lah Joni memasukkan ****** nya.

"aaahhh....Joni...enak ngga...enak sayang...entot aku ngga" celotehku
"tante memek tante enak....sempit sekali tante...rasanya ****** Joni kek di sedot sedot"
"entot aku ngga...terus ngga sodok yang dalem ngga"
"tante...gw mo keluar tante...gw udah g tahan....aaahh...aaahhh...enak tante"
"Jangan ngga...tante masih suka ****** kamu ngga...aaahhh...jangan keluarin dulu ngga" pintaku, tapi Joni keburu menyemprotkan pejuh nya.
"aaaaahhhhhhhh.........aaaaaahhhh........aaah...aa hh..." erang Joni
"sorry tante...Joni g kuat nahan tante...udah dari tadi sih tante"jawab Joni
aku kecewa rasanya karena memekku masih ingin merasakan sodokan sodokan ****** Joni yang besar dan panjang itu.

" Wendy ayo donk sayang...fuck me...memek tante masih pengen ****** lagi ayo..." pintaku ke Wendy yang dari tadi coli sendiri. kemudian Wendy mendekatiku dan mulai memasukkan penis nya yang tak seberapa besar ukuranya. sementara Leo memintaku mengoralnya.
"oh ya...ooohhh....yah...yah...entot tante Den...yaah...terus Den" ocehku
"tante goyang tante...yah begitu tante ...oooohhhh...nikmat tante..enak"
"Ki...****** lo enak banget....tante suka sekali"

kemudian aku melepas isepanku di ****** Leo ..dan meminta Wendy berhenti, aku berganti posisi, aku meminta Leo duduk di sofa yang kemudian aku naik dan menggoyang nya dari atas, semnetara itu aku meminta Wendy untuk memasukkan ****** nya ke anusku.
"aahkk...pelan pelan Den...tante belom pernah soal nya" pintaku ketika Wendy main sodok aja ke anusku. setelah berulangkali gagal menembus anusku ahirnya masuk juga.
"aaahhh...oooohhh..tante peret sekali...lebih sempit" kata Wendy.
"ooohhh....tante memek tante enak sekali"
"ayo sayang...nikmati tubuh tante ini...ayo...aahhh...nikmatin sampai kalian puas" racauku
"ooohhh tante Wendy mo keluar...barengan yah tante"
"tahan dulu den...biar barengan ma Leo" pintaku
tiga menit kemudian Leo memintaku menggoyang nya lebih cepat
"ayo tante goyang...iya ...begitu...terus tante...terus"
"aaaahhhhhh.......ahhk...aaahkk...aaaahhhh" kami bertiga keluar bersamaan, kakiku gemetar menahan kenikmatan itu, sementara Wendy mencabut penis nya dan terkulai di sofa, semnetara aku memeluk erat Leo.

Kami melakukan nya kembali, mereka mengentotku bergantian, payudaraku lengket lengket karena pejuh mereka, sekujurtubuhku terasa bagaikan kena lem lengket dimana mana, tak terasa waktu menunjukan pukul 11 malam, lalu aku bergegas mandi dan meminta Joni untuk mengantarku pulang. dalam perjalanan pulang, aku merasakan kepuasan yang tak terhingga, ternyata enak juga ML dengan anak anak muda. mereka lebih rakus lebih dasyat.


Senin, 08 Agustus 2016

Dapat Menikmati Kepuasan Tante Linda

Cerita Sex Hot Seru
Cerita Sex Hot Seru - Kisah ini bermula ketika tetangga di dekat kostku, Tante Linda, yg berstatus janda beranak satu, memintaku untuk memberikan private Matematika kepada Desy, anak perempuannya yang waktu itu duduk di kelas 3 SMP, karena katanya, anaknya memiliki kelemahan di dalam mata pelajaran Matematika, ditambah lagi dengan kekhawatiran akan tidak lulus dalam ujian nasional.

Permintaan tersebut aku tanggapi dengan baik, dan lebih pada keinginan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai seorang mahasiswa yang hidup jauh dari keluarga. Apalagi pelajaran yang diminta juga memang sesuai dengan jurusan yang kuambil di kampus, jadi tidak jadi masalah bagiku.

Sesuai dengan jadwal private yang telah disepakati, yaitu jam 08.00 malam, dua kali seminggu, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut. Karena jaraknya yang hanya terhalang oleh beberapa rumah saja dari kostku, maka aku hanya mendatanginya dengan jalan kaki, itung-itung ngirit bensin… Lumayan lah! dengan gaji 50ribu – per pertemuan, aku bisa menghitung berapa penghasilanku per bulan.


Pada awalnya semua berjalan lancar, seperti layaknya private pada umumnya. Sekitar pukul 09.30 atau kadang molor sampai jam 10.00 malam, barulah aku minta izin pulang. Sampai pada suatu malam, sesuai dengan jadwal, aku datang ke rumah tetanggaku tersebut, dengan maksud memberikan private pada anaknya, tetapi ternyata yang ada hanya Tante Linda. Katanya sih si Desy keluar dengan temannya karena suatu keperluan. Kata tante Linda, mungkin sebentar lagi juga pulang. Sementara menunggu, Tante Linda menyuguhkan secangkir teh hangat dan sedikit makanan kering kepadaku. Dalam selang waktu itu terjadi percakapan kecil antara aku dan tante Linda.

“Silahkan diminum airnya, nak Ron!” kata tante Linda.
“Iya, Tante!” jawabku sambil mengambil gelas berisi teh hangat yang ada di depanku.
“Sudah semester berapa sekarang?” tanya Tante Linda memulai percakapan.
“Sudah semester akhir sih, Tante! cuman… Skripsi saya belum selesai.” jawabku agak malu-malu sambil meletakkan kembali gelas teh ke atas meja.
“Wah… hampir selesai dong! Kalau sudah lulus, nggak ada lagi dong ngasih private buat Desy…” kata Tante Linda
“Ah, masih lama juga sih, Tante! Mungkin duluan Desy lulus ketimbang saya…” jawabku merendah
“Hahaha… kerasan kuliah ya? nggak kepingin merit?” Tanya Tante Linda yg lumayan mengagetkanku.
“Hehehe… pingin sih, Tante! Tapi kerja aja belum, masa dah mikir merit…!?” Jawabku.
“Kamu itu gimana sih? ntar nyesel nunda-nunda kawin…” kata Tante Linda menggodaku. “nyesel kenapa, Tante?” tanyaku.
“Dasar anak muda! Kawin itu enak lho…!!” kata tante Linda.
“Hahaha… kalau mikir gitu2nya aja sih memang enak, Tante! tapi tanggung jawabnya kan besar kan, Tante!?” Jawabku.

Tiba-tiba Tante bangkit dari tempat duduknya, lalu ia duduk di sampingku. Aku terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tante Linda, tetapi tiba-tiba ia berbisik di telingaku…

“kalau kamu mau, kamu nggak perlu mikir masalah tanggung jawab, nak Ron!” begitu bisik Tante Linda di telingaku.

Seketika itu juga, tiba-tiba tangannya menyentuh kemaluanku yang tidur di balik celana jeans yang ku kenakan.

“Tante! kalau Desy datang gimana?” tanyaku akan gugup dengan aksi Tante Linda terhadapku. Mendengar pertanyaanku itu, Tante Linda mendorong tubuhku hingga terbaring di Sofa, dan menindih tubuhku lalu kembali berbisik.
“Tenang saja! Semua sudah tante rencanakan. Desy tidak akan pulang ke rumah malam ini, karena ia sedang ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Desy pesan sama tante, minta tolong menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu…” Penjelasan tante itu cukup mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yang menggoda, tiba-tiba tante Linda yang duduk di atas tubuhku yang terbaring di sofa ruang tamu itu, tante melepaskan bajunya sehingga payudara putih besar yang tertampung dalam Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya tante Linda melepaskan rok panjang yang ia kenakan, sehingga sesosok tubuh wanita yang hanya tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.

Sejujurnya, aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan terkejut masih menyelimuti hatiku. Di saat itulah, tiba-tiba tante Linda berusaha membuka kancing celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, lalu berkata: “Burungmu pasti sulit bernafas kalau tidak dikeluarkan….” katanya. Mendengar kata-kata itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana jeansku dan ku biarkan tante Linda yang mengeluarkan penis dari celana dalamku.

Batang penisku yang sudah tegang, langsung menyembul keluar setelah tante Linda menurunkan CDku. Beberapa saat tante memandangi dan meremas batang penisku, lalu ia menunduk dan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. sebuah kenikmatan yang tak tertahan saat lidah tante Linda membelai kepala penisku. Sepertinya, aku tidak mampu menahan punjak birahi yang sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya, spermaku pun keluar dengan kencang mengisi mulut tante yang sedang asyik memainkan lidahnya di kepala penisku.

Melihat cepatnya aku mencapai puncak, tante Linda bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dengan lelehan sperma di bibirnya. Tante Linda mengeluarkan sisa sperma yang masih berada di mulutnya dan meludahkannya ke batang penisku. Kemudian ia kembali mengulum penisku yang mulai melemah selama beberapa saat.

Dengan bibir yang masih berlumuran sperma, tante Linda kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku, lalu mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dengan menyambut lidahnya yang masuk ke mulutku. Ku rasakan sebuah sensasi yang luar biasa ketika tante Linda seakan mengajak berbagi sperma di mulutku. Aku tidak perduli dengan bau sperma yang kecut harus masuk ke tenggorokanku, yang ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar penisku bisa kembali bangkit dari kematiannya.

Ku ku coba meremas-remas payudara besar yang masih terbungkus BH, sebuah hal yang luar biasa yang tidak pernah ku mimpikan sebelumnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal hilangnya keperjakaanku. Tante Linda telah merencanakan ini secara sempurna tanpa ku ketahui sebelumnya. Mungkin sebagai seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya saat melakukan hubungan dengan suaminya yang telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu.

Setelah puas berciuman mesra di sofa, Tante Linda bangkit dari tubuhku. Ia kemudian menarik celana Jeans dan CDku sampai terlepas dan memintaku untuk melepaskan baju juga. ku turuti saja keinginannya, hingga aku menjadi sesosok laki-laki bugil dengan penis yang mati tergantung.

Tante Linda memegang tanganku dan menarikku menuju sebuah kamar yang bisa dipastikan adalah kamar tidurnya. Setelah berada di dalam kamar, tante Linda melepaskan BH dan CD putih yang ia kenakan. Kemudian ia berdiri di hadapanku dengan tubuh bugil. Dalam posisi berdiri, kami kembali berciuman. Lalu ia berkata padaku:
“Ron! jika kamu sudah siap, lakukan saja yang ingin kau lakukan dengan tante…. Tante akan menunggu…” demikian perkataannya yang dipenuhi dengan birahi indah. Ia kemudian berjalan meninggalkanku dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur empuk yang ada di kamarnya itu. Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja. Sesosok tubuh wanita yang siap untuk dinikmati, kenapa tidak ku manfaatkan…!?

Tanpa pikir panjang, ku dekati tubuh tante Linda yang telah terhidang siap saji untuk disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki tubuh tante Linda dan mencium bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yang penuh birahi. Sambil terus berciuman, ku remas salah satu payudara Tante Linda yang lumayan besar dan lembek, dengan salah satu tangan menopang berat tubuhku agar tidak menindih sempurna tubuh tante Linda.

Aktivitas itu terus ku lakukan, hingga akhirnya batang penisku kembali terjaga dari tidurnya. Dalam suasana penuh nafsu yang tak tertahan, ku sentuh selangkangan tante Linda yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke belahan di pangkal paha tante Linda. Tidak terlalu sulit untuk mendapatkannya, hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di lobang vagina tante Linda. Sesaat kemudian, ku mainkan jariku di lobang yang basah itu, sehingga membuat tante Linda mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan kenikmatan bercinta denganku.

Sebagai seorang yang tidak pernah melakukan hubungan seks layaknya suami istri, aku tidak begitu mengerti apa yang harus ku lakukan pada tubuh bugil yang saat itu telah siap untuk ku nikmati. Yang ada dalam pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.

Tanpa terlalu lama bermain dengan benda yang juga baru pertama kali ku sentuh, aku mulai berpikir untuk memasukkan penisku yang sudah cukup keras ke dalam lobang vagina tante Linda yang kenyal dan dikelilingi oleh bulu yang lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala penisku ke belahan di sela paha tante dengan tanganku. Mungkin karena statusnya yang janda beranak satu, alias sudah bukan perawan, batang penisku tidak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke vagina tante Linda.

Cerita Sex Hot Seru

Rasa yang ku dapatkan saat menggenjot lobang vagina tante Linda yang lembat sungguh tidak bisa ku lukiskan dengan kata-kata. Batang penisku yang terjepit oleh dinding vagina yang kenyal benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tidak seberapa lama aku melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul di pangkal penisku. Saat itulah, aku semakin meningkatkan tempo permainanku, hingga akhirnya aku tidak tahan lagi. Ku hentakkan pantatku sekeras mungkin, sehingga penisku tenggelam sempurna di dalam lobang vagina tante Linda dan ku rasakan spermaku keluar dan mengisi lobang vagina tante Linda.

Aku sama sekali tidak berpikir akan akibat yang mungkin terjadi dengan tertanamnya sperma di rahim tante Linda, kecuali setelah batang penisku kembali melemah dan ku jatuhkan tubuhku di samping tubuh tante Linda yang basah bermandikan keringat. Tante Linda tersenyum padaku, lalu berkata:

“Nggak perlu belajar lama, ya?” kata tante sambil bangkit dari posisinya. Entah apa yang akan dia lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil mengarahkan vaginanya yang masih basah tersebut ke daerah wajahku.
“Mainkan lidahmu, Ron!” Kata tante kemudian.


Seingatku, malam itu aku melakukan hubungan seks dengan tante Linda lebih dari 10 kali. Karena setiap kali penisku bangun, aku langsung memasukkan ke lobang vagina tante. Dari pelajaran malam itu, yang ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan vagina, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Desy, putri tante Linda sendiri.

Karena seringnya bercinta dengan Tante Linda, Ibu dari siswa privateku, Desy, hubungan gelap tanpa komitmen yang selama ini terjalin antara kami, tercium oleh Desy. Hal ini terjadi ketika suatu malam, setelah aku memberikan private di rumah Desy, hujan turun dengan lebatnya. Tante Linda menyarankan, agar aku tidak usah pulang dulu sebelum hujan reda. Tetapi ternyata hujan tidak berhenti hingga lewat jam 11 malam. Tante Linda menyarankan untuk bermalam saja.

Meskipun dengan sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dengan senang hati, dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dengan suasana hujan lebat, akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dengan janda beranak satu itu.

Malam itu, aku hanya tidur di sofa ruang tamu, karena memang hanya ada 2 kamar di rumah tante Linda. Mungkin hanya sekedar mengelabui Desy yang belum tahu hubungan gelap yang ku jalin dengan Ibunya. Di sofa itu, aku terus memainkan jariku di HPku yang hanya bergetar jika ada SMS atau panggilan masuk, karena memang aku sedang SMSan dengan tante Linda yang ada di kamarnya. Saling merayu di udara dengan bahasa yang mengoda birahi.

Setelah memastikan Desy tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12.30 malam, tante Linda mengirinkan SMS yang berbunyi:

“Ron! kKmr Tante dong skrg, Tante dah pngin bgt nch!”

Menerima SMS itu, dengan penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari sofa lalu melangkah perlahan ke kamar tante Linda. Suasana hujan yang masih sangat lebat memberikan keleluasaan bagiku, karena suara langkahku tidak akan memecah heningnya malam.

Saat aku membuka pintu kamar tante Linda, tiba-tiba Desy keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi keterkejutan Desy melihat gelagatku.

“Kaka! itu kamar Mama! Kaka mau apa?” begitulah kata yang terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, utri tunggal tante Desy. Aku yang terkejut karena nyaris tertangkap basah dengan dorongan birahiku, langsung berusaha mencari alasan yang tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.
“Eeee….” jawabku seraya tanganku melepas gagang pintu kamar tante Linda yang kebetulan telah terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan.

“Begini Win! tadi Kaka kira ini kamar kamu… Kata Mama kamu, Kaka disuruh membangunkan kamu. Kamu disuruh Mama kamu tidur dengan Mama, Kaka di suruh tidur di kamar kamu… Gitu, Win! Jawabku dengan bahasa yang agar berbelit-belit. Desy mengerutkan keningnya beberapa saat, lalu kemudian melempar senyumnya.

“Oo Iya, Kak! Kamar Desy di sini… Kakak tidur aja di sini…. biar Desy tidur di kamar Mama” begitu jawab Desy sambil masuk kembali ke kamarnya dengan maksud mungkin mengambil keperluan tidurnya.

Ku tutup kembali pintu kamar tante Linda dengan segudang kekecewaan, karena hasrat yang memuncak tidak bisa terlampiaskan di malam yang begitu mendukung ini. Dengan langkah lemas, ku beranjak ke kamar Desy, dan ku lihat Desy telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar Mamanya.

“Silahkan, Ka!” sapa Desy mempersilahkan aku untuk tidur di kamarnya.
“Makasih, ya Win!” sapaku saat ia ke luar dari kamarnya. Desy hanya melempar senyum saat berlalu dari hadapanku. Ku lihat dengan selimut di tangannya, ia membuka kamar Mamanya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamanya tersebut. Dengan tertutupnya pintu kamar tante Linda, maka pupuslah harapan untuk bisa kembali bercinta dengan tante Linda.

Malam terus berlalu, tetapi aku tetap tidak bisa tertidur karena gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta. jam 1 malam, hujan telah berhenti, tiba-tiba HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS masuk. ku buka dan ku baca, ternyata tante Linda yg mengirimnya.

“Ron! kmu psti blm tdur kn?” itulah bunyi SMSnya. dengan masuknya SMS itu, aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yang tertunda. langsung ku balas SMS tante Linda:
“blm, tnte? gimana nih? sy udah gak tahan mo nancepin lgi.” jawabku via SMS. tak seberapa lama, masuk lagi balasan dari tante Linda. “iya, tnte jg nch” begitu jawab tante Linda singkat. Dengan gesit ku mainkan jariku merangkai SMS balasan, dengan maksud menyusun strategi untuk bisa memadu hasrat tanpa diketahui Desy, anak perempuannya. “Desy dah bobo ya tante?” bgitu isi SMSku. “Iya!” jawab tante Linda dengan singkat.

Mendengar kekecewaan Desy itu, ku peluk tubuh Desy dan ku ciumi bibirnya, tetapi Desy tidak bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dengan kedua tanganku, dan ku tindih tubuhnya agar dia tidak lagi mampu bergerak.


Merasakan Desy yang tidak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Desy. Tetapi yang terlihat dari wajahnya bukan kekecewaan. Desy justru melemparkan senyumannya kepadaku. “Ada apa ini?” pikirku dalam hati…

“Perawani Desy, Ka! tapi jangan hamili Desy!” itulah kalimat yang terucap dibalik senyumnya. Aku pun senang mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yang menutup tubuhnya, mulai dari babydol yang dikenakannya, hingga BH dan CDnya. Tampak dihadapanku sesosok tubuh kecil yang lumayan langsung dengan buah dada kecil yang montok. Selangkangan Desy yang cembung dengan rambut ikal tipis yang tumbuh dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yang sangat indah bagiku.

Aku tidak mau melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya vagina seorang perawan berusia 15 tahun. Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua kakinya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Terlihat jelas belahan vagina Desy yang hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tidak terlihat disana ada lobang untuk masuknya penisku yang sudah siap tempur.

Tanpa pikir panjang, langsung ku arahkan kepala penisku ke belahan yang masih sangat rapat itu. Dengan kedua tangannya, Desy memegang kakinya yang terbuka lebar ke atas. Dengan bantuannya itu, aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan vagina Desy. Bisa ku lihat di dalamnya daging yang agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan kepala penisku di sela belahan yang terbuka itu. Dengan sedikit memaksa, kepala penisku berhasil menerobos lobang vaginanya yang terasa sangat sempit.

Aku terus menekan agar penisku bisa masuk sempurna ke dalam vagina Desy, namun usaha itu harus ku lakukan dengan perlahan. Aku harus tarik ulur agar cairan vaginanya membasahi seluruh batang penisku. Tanpa cara itu, Penisku tidak bisa dipaksa masuk.

Sedikit demi sedikit, batang penisku semakin dalam masuk ke lobang vagina Desy yang sangat sempit, sampai akhirnya setengah batang penisku telah berhasil masuk. Dalam posisi penis yang setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan tubuhku di dadanya. Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yang masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke payudaranya.
Desy terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati sentuhan yang lidahku di leher dan payudaranya.

Bahkan mungkin ia melupakan bahwa penisku baru setengah masuk ke lobang vaginanya. Melihat keadaan itu, ku tumpukan tubuhku di atas siku yang berada di kedua sisi tubuhnya dan ku pegang erat bahunya. Dengan terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting susunya, kembali ku genjot lobang vaginanya yang sangat rapat dan kesat. Terus ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap saja genjotan yang ku lakukan untuk menerobos lobang vaginanya hanya bisa masuk dengan perlahan.

Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan penis ke lobang vaginanya. Aku turun dari tempat tidur, dan menarik tubuh Desy ke sisi tempat tidur itu. Dengan posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali ku arahkan penisku yang sedikit ku basahi dengan air liurku ke lobang vaginanya. Penisku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam lobang vagina Desy, namun dengan posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar tubuhnya tidak bergerak mengikuti tiap genjotanku. Usahaku akhirnya tidak sia-sia, karena dengan posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos lobang vagina Desy dengan sempurna.

Dalam posisi tenggelam sempurna, aku mjatuhkan tubuhku ke dada Desy dan berguling agar posisi Desy di atas. Ku peluk tubuh Desy dan ku coba menarik keluar penisku dari lobang sempit yang basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku lakukan itu, aku mebali berguling, sehingga posisiku mebali di atas. Saat itulah permainan sesungguhnya di mulai. Vagina Desy sepertinya telah mampu beradaptasi dengan benda tumpul yang menerobos lobang vaginanya.

Rapatnya lobang vagina Desy memberikan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah ku rasakan saat bercinta dengan tante Linda. dinding vagina Desy seakan mencengkram erat batang penisku, persis seperti saat pertama Desy mencengkar penisku dengan tangannya.